Manusia yang Wajib Terus Berkembang

Ketika menulis tentang salah satu tulisan terbaruku yang berjudul “Saya Tidak Tahu”, tiba-tiba terpikir olehku salah satu perubahan yang tidak terelakkan dan sangat menyesakkan buatku secara pribadi. Yaitu, perubahan dalam dunia tulis-menulis. Aku menghindari kata ‘sastra’ di sini oleh banyaknya kesalahpahaman soal penggunaan kata ‘sastra’ yang mengakibatkan ‘perang sastra’ yang tidak ada habis-habisnya.

Kenapa perubahan ini menyesakkan?

Aku penulis yang lambat. Sedari dulu, aku selalu menyukai karya-karya klasik dan karya-karya ini selalu menggunakan alur lambat dengan narasi yang sangat deskriptif dan mendetail. Aku menyukainya karena cara penulisan itu benar-benar bisa membuatku masuk ke dalam dunia tokohnya, merasakan dan mengikuti petualangan bersamanya sepanjang membaca itu.

Kesukaanku pada karya klasik sangat mempengaruhi gaya penulisanku. Akibatnya, aku juga menggunakan metode menulis yang serba deskriptif. Akibatnya, kecepatan menulis menjadi lambat akibat pengolahan imajinasi yang harus disampaikan lewat kata-kata, belum lagi ketidaktahuan membuat aku harus meriset sana-sini.

Sayangnya, era internet sudah banyak mempengaruhi gaya membaca, dan pada akhirnya, mempengaruhi gaya menulis. Hal ini tidak lain disebabkan oleh perubahan perilaku yang terutama terjadi akibat arus informasi yang cepat, yaitu perilaku menunggu.

Perilaku yang satu ini membutuhkan kesabaran, di mana ada periode-periode ‘kosong’ pada aktivitas manusia. Sedangkan, aktivitas internet yang serba cepat membabat habis kekosongan dan mengakibatkan kebosanan datang lebih cepat dan menjadi semakin tidak tertahankan. Aku pun merasakan hal ini.

Hal ini turut mengakibatkan perubahan perilaku pada pembaca. Mereka membutuhkan lebih banyak bacaan dan semakin cepat dalam membaca. Akibatnya, permintaan membaca semakin tinggi dan penulis pun dituntut untuk menghasilkan produk-produk dengan kecepatan luar biasa. Buatku yang terbiasa mengolah kata-kata dengan cara-cara yang kusukai, berusaha menampilkan imajinasi di kepala setepat-tepatnya kepada pembaca –dengan sendirinya alur ceritaku jadi panjang– tergagap-gagap mengikuti perubahan begini.

Sampai sekarang, aku belum paham bagaimana harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini. Harus ada hal-hal yang kukorbankan demi mengikuti arus zaman, dan pertanyaannya, apa aku siap?

Depok, 09 Juni 2022

Leave a comment